Latest Updates
PPC Iklan Blogger Indonesia

Membedakan Reaksi Alergi dan Intoleransi Makanan

Membedakan Reaksi Alergi dan Intoleransi Makanan

Makanan seringkali menjadi pemicu datangnya diare. Namun berbeda dengan diare yang disebabkan infeksi bakteri, diare yang disebabkan makanan bisa dikarenakan dua hal, yaitu alergi terhadap jenis makanan tertentu dan ketidakmampuan mencerna atau yang dikenal dengan istilah intoleransi makanan. Lantas apa perbedaan keduanya?

Dokter pakar imunologi Iris Rengganis mengatakan, alergi maupun intoleransi makanan sama-sama menimbulkan reaksi setelah mengasup makanan tertentu. Reaksinya pun terkadang hampir sama, seperti diare, sehingga tak jarang keduanya salah diidentifikasi.

"Untuk membedakannya, kita bisa lihat gejala yang terjadi di samping diare itu," kata dokter dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini saat diwawancarai belum lama ini di Jakarta.

Bila terjadi alergi, gejala yang menyertai biasanya terjadi bentol pada kulit, gatal, bahkan sesak napas. Sementara bila intoleransi makanan, gejala yang terjadi biasanya hanya di sekitar pencernaan.

Namun Iris menegaskan, untuk memberikan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan tes alergi untuk mengetahui pemicu alergi dan reaksinya. Bila hanya terjadi di sekitar pencernaan maka kemungkinan itu adalah intoleransi makanan.

Alergi, jelas dia, merupakan reaksi antigen atau antibodi yang ada di tubuh terhadap protein yang terdapat dalam makanan. Sementara intoleransi makanan adalah ketidakmampuan usus untuk memecah enzim dengan baik. Efek keduanya bisa berupa diare.

"Meskipun keduanya berbeda, namun sama-sama perlu dicegah, yaitu dengan dihindari pemicunya," ucap Iris.

Bila tidak dihindari pemicunya, dikhawatirkan alergi maupun intoleransi akan bertambah parah dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup yang signifikan. Alergi maupun intoleransi makanan yang sudah sampai tahap lanjut pun memerlukan pengobatan.

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Digg

Author
Belajar ngeblog jangan setengah-setengah, nanti hasilnya juga setengah-setengah. ada kalanya kita mencoba berekspresi keren seperti ini untuk merespon otak agar tetap bisa berkarya. hehehe....

ad size ad size
ad size ad size
ad size ad size